7 Tips Menghindari Serangan Pilek

Pilek dapat dialami oleh manusia di semua usia. Mulai bayi yang baru lahir, hingga nenek renta, semuanya bisa mengalami serangan pilek. Meskipun sering terjadi, pilek dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Tak jarang, pilek mengakibatkan hidung menjadi buntu, pernafasan terganggu, dan muncul rasa pusing. Selain itu, kerepotan saat bersin-bersin dan membersihkannya juga menyita waktu. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tips yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan pilek.

Penderita disebut mengalami pilek ketika hidungnya mengeluarkan lendir (biasa disebut ingus), baik sesekali maupun secara terus menerus. Kadang muncul lendir yang bening, tetapi dapat pula berwarna hijau atau kekuningan. Tekstur lendir bisa cair (encer) bisa pula kental. Hal ini bergantung pada penyebab terjadinya pilek.

Serangan Pilek
sumber gambar: pixabay.com
Pada hidung manusia, di bagian dalamnya terdapat saluran udara yang disebut sinus. Secara alami, sinus memroduksi lendir untuk menjaga kelembaban saluran napas, sekaligus mencegah kotoran dan kuman masuk ke paru-paru. Namun karena beberapa hal, sinus memroduksi lendir dalam jumlah berlebih dengan kondisi lendir yang bermacam-macam. Adapun hal-hal yang menyebabkan produksi lendir berlebih adalah:

1. Alergi

Sebagian orang dikaruniai hidung sensitif terhadap hal-hal tertentu. Umumnya orang alergi dengan debu, serbuk sari, dan bulu binatang. Saat bertemu dengan sumber alerginya (alergen), orang tersebut akan terus-menerus bersin dan hidungnya mengeluarkan lendir.

2. Paparan Udara Dingin Dan Kering

Udara yang dingin dan kering pada orang tertentu dapat menyebabkan perubahan keseimbangan cairan dalam saluran hidung. Akibatnya, sistem saraf dalam hidung terpicu untuk mengeluarkan cairan.

3. Infeksi

Infeksi virus pada hidung, terutama bagian sinus, dan pada tenggorokan dapat memicu pilek. Kondisi ini biasa terlihat saat terjadi serangan virus flu.

4. Efek Samping Obat

Ada obat-obatan tertentu yang memicu pilek sebagai efek sampingnya, antara lain obat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan pil KB.

5. Ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan pilek. Kondisi ini salah satunya terjadi pada masa kehamilan.

6. Konsumsi Makanan Pedas 

Jenis makanan yang menggunakan bumbu seperti cabai, lada, lada hitam, dan bawang dapat memicu pilek.

Mengenali penyebab pilek sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya. Selain itu, ada gejala-gejala penyerta pilek yang juga perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa gejala yang sering menyertai pilek:

  1. Batuk, baik terdengar seperti batuk kering maupun berdahak
  2. Bersin-bersin
  3. Rasa sakit pada tenggorokan, umumnya paling terasa saat menelan sesuatu
  4. Hidung tersumbat sehingga mengganggu pernapasan
  5. Rasa lelah pada sekujur tubuh
  6. Demam 

Gejala pilek dan gejala penyertanya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pilek yang keluarnya berupa lendir kehijauan atau berdarah yang munculnya dari salah satu lubang hidung, kadang disertai bau tidak sedap, atau pilek yang berlangsung hingga lebih dari 10 hari, sebaiknya mendapatkan penanganan dokter. Gejala-gejala tersebut menunjukkan kondisi yang lebih serius dari pilek biasa.

Dokter akan memeriksa pasien untuk menentukan tingkat keparahan serangannya. Untuk keperluan pemeriksaan ini, pasien sebaiknya menyiapkan rekam medisnya, paling tidak pasien dapat menjelaskan riwayat medisnya, seperti alergi yang diderita atau apabila mengalami penyakit yang berhubungan dengan sistem imun. Bila pasien menggunakan alat atau bahan pelega hidung, baik berupa inhaler atau semprotan, pasien harus menjelaskannya kepada dokter. Pasien juga perlu menyampaikan gejala lain yang menyertai pilek, dan kemungkinan adanya paparan debu, bulu binatang, atau serbuk sari. Data-data tersebut akan memberikan gambaran jelas tentang kondisi yang diderita.

Pada kondisi tertentu, untuk memastikan kondisi di dalam hidung, dokter akan menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke hidung. Ada pula selang kecil yang berkamera, berguna untuk melihat kondisi di dalam rongga hidung dengan lebih jelas.

Setelah pemeriksaan dengan teliti, dokter dapat memberikan diagnosa dan pengobatan yang tepat. Umumnya, pilek ringan dapat teratasi dengan istirahat yang cukup dan banyak minum air putih. Namun, untuk kondisi yang lebih berat, pasien akan mendapatkan resep obat pelega hidung tersumbat dan obat antialergi. Pereda hidung tersumbat dapat berupa semprotan dapat pula berupa obat yang diminum. Sedangkan obat antialergi antara lain ceritizine, diphenhydramine, fexofenadine, loratadine, atau chlorpheniramine. Semua jenis obat tersebut harus dikonsumsi sesuai petunjuk dokter. Obat semprot hidung bisa jadi dibatasi penggunaannya hanya tiga hari berturut-turut.

Serangan pilek dapat terjadi pada musim apapun, oleh karenanya perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan agar aktivitas dapat terus berlangsung dengan baik. Pencegahan pilek dapat lebih maksimal bila penderita telah mengetahui pemicu pilek yang dialami. Bila pilek timbul karena masalah cuaca dingin atau alergen tertentu, penderita dapat mengupayakan menghindari sumber alergi tersebut. Jika alergi udara dingin, ia dapat pindah ke tempat tinggal yang cuacanya lebih hangat. Jika alergi debu, maka upaya yang dapat dilakukan seperti menjaga kebersihan ruangan.

Berikut ini, 7 tips menghindari serangan pilek yang dapat dilakukan oleh orang dengan alergen maupun tidak.

1. Rutin Mengonsumsi Buah-Buahan Dan Sayuran

Buah-buahan dan sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang dapat membantu menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Kandungan gula alami dan air juga membantu tubuh tetap bugar dan dapat beraktivitas dengan baik.

2. Menjaga Kebersihan Diri Dan Lingkungan

Tubuh dan lingkungan yang bersih akan jauh dari kuman yang dapat mengganggu kesehatan. Lakukan mandi secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun yang baik. Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan bersih-bersih secara rutin. Penggunaan alat bantu  yang tepat untuk menjaga kebersihan juga penting, misalnya penggunaan vacuum cleaner untuk membantu menyedot debu tanpa menebarkan kembali debu ke udara.

3. Rajin Mencuci Tangan Setelah Beraktivitas

mencuci tangan
sumber gambar: pixabay.com
Banyak kuman menempel pada tangan dari berbagai sumber. Rajin mencuci tangan setelah beraktivitas cukup efektif untuk mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh. Akan lebih baik bila saat mencuci tangan juga digunakan sabun antiseptik, sehingga kuman yang tidak tergelontor oleh air juga terbasmi.

4. Menghindari Berdekatan Dengan Orang Yang Sedang Pilek

Lendir yang keluar dari hidung bisa jadi mengandung virus. Saat penderita bersin, bisa saja sebagian lendirnya terlempar ke udara. Untuk mencegah penularan, hindari berdekatan dengan orang yang sedang pilek.

5. Menggunakan Tisu Atau Saputangan Saat Bersin,Serta Menggunakan Masker

Hindari menyebarkan virus ke lingkungan dengan menutup mulut dan hidung saat bersin dengan tisu atau saputangan. Selain itu, gunakan masker.

6. Berhenti Merokok Untuk Menjaga Rongga Hidung Tetap Sehat

Merokok dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada rongga hidung, yang memicu munculnya lendir. Berhenti merokok dapat mencegah seseorang menderita pilek.

7. Vaksinasi Flu

Virus flu mudah beredar melalui udara. Vaksinasi flu dapat membantu tubuh melawan serangan virus.

Penyakit apapun dengan tingkat keparahan bermacam-macam, termasuk serangan pilek, memerlukan penanganan yang berbeda. Bila penanganan awal sesuai informasi dari website kesehatan belum memberikan hasil maksimal, hubungi dokter dan ikuti sarannya. Selain itu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi rajin-rajinlah membaca artikel-artikel kesehatan.

Referensi:
https://www.alodokter.com/pilek

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel