Nyeri Dada, Sumber Penyebab Dan Teknik Pengobatannya

Rasa sakit dan tertekan di bagian dada sering disebut sebagai nyeri dada dan kondisi ini biasanya sering terjadi di area sekitar bahu hingga tulang rusuk. Meski selama ini jarang terjadi, gangguan kesehatan yang menimbulkan rasa nyeri seperti kena tusukan ini dapat menyebar dan menjalar ke bagian tubuh lain seperti leher, rahang bahkan hingga tangan.

Serangan dan gangguan kesehatan ini memang terlihat sepele. Meski demikian teta harus ditangani dengan serius karena merupakan salah satu tanda atau gejala munculnya penyakit lain yang sangat berbahaya yaitu penyakit jantung. Apalagi jika sebelumnya pernah mempunyai riwayat penyakit tersebut.

Demikian pula dengan mereka yang punya kebiasaan merokok, punya resiko tinggi kena tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol dan diabetes, harus selalu waspada ketika dadanya terasa nyeri. Segera kunjungi dokter atau rumah sakit terdekat apabila rasa nyerdi tersebut sering terjadi secara berulang-ulang dan kondisinya tidak segera membaik.

Nyeri Dada
sumber gambar: pixabay.com

Penyebab Yang Tidak Ada Hubungannya Dengan Jantung

Rasa nyeri pada bagian dada seringkali dikatikan dengan serangan penyakit lain terutama jantung. Meski demikian, tidak semua gangguan kesehatan tersebut punya kaitan dengan masalah jantung. Kelainan pada organ pencernaan, tulang dan otot juga sering memunculkan dampak rasa nyeri di bagian dada. Cedera otot rongga dada dan tulang rusuk jadi penyebab berikutnya dari nyeri dada, termasuk inflamasi tulang rawan atau costochondritis yang merupakan sambungan tulang dada dan tulang rusuk.

Sedangkan jenis penyakit yang juga bisa memunculkan efek perasaan nyeri di dada antara lain adalah asam lambung, nyeri ulu hati atau GERD dan infeksi yang terjadi di bagian saraf dan sering menimbulkan warna ruam. Gangguan kesehatan berikutnya, yaitu disfagia atau gangguan menelan, peradangan dalam jaringan payudara atau mastitis, infeksi herpes zoster dan batu empedu.

Selain yang disebutkan di atas, masih ada beberapa faktor lain yang menjadi penyebab rasa nyeri di dada dan butuh penanganan dari dokter secepatnya. Misalnya rasa cemas yang sering membuat organ jantung berdetak lebih kencang dan nafas menjadi sesak. Rasa ketakutan terhadap sesuatu yang teramat sangat sering punya memunculkan dampak negatif yang hampir sama.

Penyebab nyeri dada berikutnya yang juga patut diwaspadai disebutpneumotoraks, yaitu sebuah kondisi dimana muncul udara yang ada diantara dua lapisan pembungkus paru-paru. Akibat dari kejadian ini adalah organ paru-paru jadi mengempis dan membuat penderitanya kesulitan bernafas. Demikian pula dengan emboli paru, berupa pembetukan gumpalan darah di area pembuluh darah organ paru-paru.

Tanda lain akan adanya gangguan kesehatan pada dada yang tidak ada hubungannya dengan organ jantung adalah rasa nyeri saat sedang batuk atau bernafas panjang, kesulitan menelan makanan dan terasa sakit ketika ditekan. Kondisi berikutnya, makanan terasa naik dari lambung ke tenggorokan atau kerongkongan dan ulu hati terasa nyeri. Selain itu rasa nyeri yang muncul saat merubah posisi tubuh juga harus diperhatikan dan segera konsultasi ke dokter jika mengalami semua peristiwa dan kejadian tersebut.

Penyebab Yang Ada Hubungannya Dengan Jantung

Selain yang disebutkan di atas, kasus nyeri di dada bisa pula terjadi karena dampak dari gangguan jantung. Misalnya angina dan serangan jantung. Angina acap terjadi karena efek dari penyempitan arteri yang memiliki peran sebagai penyuplai darah untuk otot jantung. Apabila aliran darah dari arteri di organ jantung mengalami gangguan, asupan oksigennya ikut terganggu dan hal inilah yang kemudian membuat dada jadi nyeri.

Apabila perasaan nyeri tersebut muncul saat sedang melaksanakan kegiatan fisik dan gangguan ini langsung hilang setelah istirahat, kemungkinan besar yang terjadi adalah angina. Namun apabila nyeri tersebut tetap terasa hingga lebih dari ¼ jam, ada kemungkinan penderitanya sedang terkena serangan jantung. Peristiwa ini bisa membuat dada jadi terasa sakit seperti diremas-remas.

Satu hal yang harus selalu diingat, ada penderita serangan jantung yang tidak pernah mengalami rasa sakit kecuali rasa tidak nyaman saja di bagian dadanya. Karena itu kewaspadaan tingkat tinggi harus dilakukan bagi mereka yang punya masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi, obesitas, kolesterol dan sering merokok atau mengkonsumsi alkohol. Jika dada terasa nyeri, segera periksa ke dokter untuk memastikan bahwa penyebabnya bukan merupakan serangan jantung.

Diagnosis

Peristiwa nyeri dada yang kondisinya berlangsung secara terus menerus, sering kambuh dan tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda kesembuhan harus segera diperiksakan ke dokter. Mendapati pasien dengan kondisi seperti ini, dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes dan uji klinis agar hasil diagnosisnya menjadi lebih akurat.

1. X-ray Dan ECG 

Untuk langkah awal, dilakaukan pemindahan rongga dada melalui teknologi X-ray, sehingga dapat diketahui ukuran dan bentuk organ jantung, pembuluh daran dan masalah yang terjadi pada paru-paru. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan melalui ECG atau electrocardiogram. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada otot jantung yang mengalami luka atau cedera sehingga tidak bisa menyalurkan impuls dengan normal.

2. CT Scan Dan Tes Darah

Selanjutnya diteruskan dengan pemeriksaan melalui CT scan atau tomografi terkomputasi untuk mengetahui adanya gumpalan darau atau aorta dalam organ paru-paru. Berikutnya dilanjutkan lagi dengan pemeriksaan melalui tes darah dengan tujuan untuk meneliti peningkatan kadar enzim saat ada luka atau kerusakan di otot jantung.

3. Angiogram, Echocardiogram Dan Tes Latihan Stres

Tes dan diagnosis lainnya yang tidak boleh terlupakan untuk mengetahui secara pasti kasus nyeri di dada adalah angiogram dengan tujuan untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyumbatan dan penyempitan aliran arteri jantung. Tes ini dilanjut dengan tes echocardiogram, dengan maksud untuk memeriksa fungsi dan struktur organ jantung. Setelah itu diakhiri dengan tes latihan stres yang terdiri dari beberapa tipe namun punya tujuan yang sama yaitu mengukur daya respon jantung dan pembuluh darah.

Cara Pengobatan 

Usai diagnosis dilakukan, terdapat dua sistem pengobatan untuk mengatasi rasa nyeri pada dada. Kedua sistem tersebut adalah konsumsi obat-obatan dan tindakan operasi yang keputusannya harus disesuaikan dengan kondisi dan tingkatan nyeri dada yang dialami oleh pasien.

Jika hanya perlu mengkonsumsi obat-obatan saja, biasanya yang seringkali diresepkan oleh dokter antara lain aspirin untuk meredakan dan mencegah peradangan di organ jantung dan nitrogliserin untuk menghindari penyempitan dan penyumbatan arteri jantung. Selain itu ada obat khusus untuk mengencerkan darah, mengurangi produksi asam lambung dan obat antidepresi untuk mengontrol dan mengatur emosi penderita agar tidak berpengaruh terhadap kinerja jantung dan paru-paru.

Kemudian apabila harus dilakukan tindakan operasi, jenis operasi yang dilakukan antara lain yaitu stent dan pemasangan balon. Langkah ini dilakukan untuk melancarkan aliran darah. Selain itu ada operasi inflasi paru-paru. Tindakan ini sering dilakukan ketika organ paru-paru tidak bisa berfungsi lagi secara optimal.

Ketika kondisinya dianggap lebih membahayakan, terdapat alternatif tindakan lain berupa operasi bypass jantung dengan tujuan untuk menjaga kelancaran aliran darah pada jantung. Dalam operasi ini, salah satu dari pembuluh darah di tubuh akan dialihkan untuk mengganti fungsi arteri jantung yang sudah terlanjur tersumbat.

Setelah operasi untuk mengatasi masalah nyeri dada usai dilakukan, langkah terakhirnya adalah memperbaiki diseksi aorta. Tindakan ini bersifat darurat dan harus dilakukan apabila ada bagian pembuluh darah aorta yang pecah agar bisa secepatnya ditutup sehingga aliran darah menuju organ tubuh lainnya tidak bisa terhambat.

Referensi; 
https://hellosehat.com
https://doktersehat.com
http://www.depkes.go.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel