Lebih Baik Sakit Gigi Daripada Sakit Hati, Benarkah?

Lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati ini, biar tak mengapa ...


Sebuah lagu milik Mansyur S yang sempat populer di tahun 90an. Sebuah lagu yang menggambarkan bagaimana parahnya sakit hati, sehingga sakit gigi kalah. Benarkah demikian? Apakah yang dimaksud dengan sakit gigi? Apa penyebabnya? Bagaimana mengatasi? Bagaimana mencegahnya? Yuk, baca artikel ini.


Sakit gigi biasanya terjadi karena munculnya lubang pada gigi. Munculnya lubang ini menunjukkan bahwa gigi tidak sehat. Lubang pada gigi muncul karena dipicu oleh tumpukan kuman atau bakteri yang mengubah makanan menjadi zat asam. Tumpukan kuman atau bakteri ini disebut plak. Asam yang timbul dapat merusak lapisan pelindung gigi (enamel) sehingga gigi menjadi berlubang. Plak yang dibiarkan dapat terus menumpuk dan menjadi karang gigi. Selain mengganggu penampilan, karang gigi dapat mengganggu kesehatan dan struktur gigi manusia.

Lubang pada gigi tidak menimbulkan rasa sakit ketika masih tahap awal atau lubang belum terlalu dalam. Namun seringkali lubang yang masih awal tidak segera ditangani, sehingga lubang terus membesar. Lubang yang besar dan dalam dapat memengaruhi saraf gigi dan gigi patah.

Penyebab Gigi Berlubang

Gigi berlubang bisa terjadi karena beberapa sebab. Dua di antaranya adalah:

  1. Penumpukan plak. Tumpukan plak ini biasanya muncul akibat kurang bersih dalam menyikat gigi. Sisa makanan dan minuman, terutama sisa gula yang dibiarkan lama menempel pada gigi akan ditumbuhi bakteri dan kuman. Aktivitas bakteri dan kuman ini menghasilkan asam yang kemudian dapat merusak enamel dan pada akhirnya membuat gigi berlubang. 
  2. Kebiasaan minum atau makan minuman dan makanan yang panas atau dingin. Kedua jenis minuman dan makanan ini memang nikmat. Tetapi efeknya tidak bagus pada gigi. Sebagian orang yang menderita gigi sensitif akan langsung merasakan efek nyeri saat mengonsumsi makanan dan minuman dingin, tetapi pemilik gigi normat tidak langsung merasakan akibatnya. Tetapi pada jangka panjang, gigi menjadi keropos dan mudah berlubang. Kondisi ini diperparah bila tidak rajin membersihkan gigi setelah makan dan minum. 

Mengatasi Gigi Berlubang

Pasien dokter gigi biasanya baru datang ketika sudah merasakan sakit pada gigi berlubangnya. Saat melihat kondisi pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keparahan lubang. Selanjutnya, dokter akan melakukan tahap perawatan, antara lain sebagai berikut.

1. Fluoride 

Fluoride merupakan bahan mineral yang dapat membantu memulihkan kerusakan enamel gigi. Saat lubang masih sangat kecil, penggunaan fluoride sudah cukup efektif untuk menutup lubang. Dokter mengaplikasikan fluoride cair, gel, atau busa ke gigi dan dibiarkan selama beberapa menit.
Pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini telah pula dilengkapi fluoride, sehingga masyarakat yang rajin menggosok gigi dengan pasta gigi yang baik dapat terhindar dari lubang pada gigi.

2. Tambal Gigi

Penambalan pada gigi dilakukan jika gigi berlubang telah mengalami pembusukan tahap awal. Usaha ini melalui beberapa tahapan. Tahap pertama setelah pemeriksaan adalah melakukan pengeboran pada bagian gigi yang rusak. Setelah bersih, gigi ditambal dengan pasta yang mengandung zat padat seperti perak, resin komposit, emas, atau lainnya.
Setelah ditambal, biasanya pasien akan diminta untuk tidak makan selama sekitar 30 menit hingga 1 jam.
Tambalan pada gigi dapat mengeropos dan lepas jika pasien terus mengonsumsi makanan dan minuman yang panas atau dingin. Oleh karena itu, setelah ditambal, pasien harus merawat giginya dengan lebih baik.

3. Crown Gigi

Crown gigi adalah mahkota gigi buatan dari bahan porselen, emas, resin, atau bahan lainnya. Crown gigi dibuat semirip mungkin dengan gigi aslinya karena dipasang sebagai pengganti gigi asli. Ini dibuat bila gigi pasien rusak lebih parah atau rapuh.

4. Merawat Saluran Akar Gigi

Bila pembusukan telah mencapai bagian dalam (pulpa) atau saraf gigi telah terlanjur mati, maka dokter akan melakukan perawatan saluran akar gigi. Perlakuannya adalah dengan pembuangan jaringan saraf, pembuluh darah, dan area yang busuk. Selanjutnya, dilakukan tambalan atau pemasangan crown, namun gigi tidak perlu dicabut.

5. Cabut Gigi

Dalam kondisi kerusakan yang sangat parah, penambalan atau penggunaan crown gigi tidak menolong. Dokter bisa jadi akan sampai pada keputusan untuk mencabut gigi. Resiko pencabutan gigi adalah munculnya ruang pada gusi, sehingga memungkinkan gigi lain bergeser. Jadi, untuk menghindari pergeseran dibuat rangkaian gigi palsu (bridge) sebagai pengganti.

Sakit Gigi
sumber gambar: pixabay.com

Pencegahan Gigi Berlubang

Gigi yang berlubang sakitnya luar biasa. Saat perawatanpun akan terasa sangat sakit dan seringkali perawatan berlangsung dalam beberapa pertemuan. Oleh karena itu, lebih baik mencegah terjadinya sakit gigi berlubang. Berikut ini beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi berlubang.

1. Periksakan Gigi Secara Rutin

Sebagian dokter menyarankan pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali. Rentang waktu ini untuk orang yang tidak punya keluhan dengan giginya. Tetapi untuk yang tengah menjalani perawatan, bisa jadi rentang waktu harus diperpendek.
Dengan melakukan pemeriksaan rutin, dokter dapat mengetahui adanya lubang pada gigi sejak awal. Semakin awal ditangani, penanganan akan semakin mudah dan kemungkinan untuk kembali pulih sangat besar.

2. Pembiasaan Menggosok Gigi Setelah Sarapan Dan Sebelum Tidur

Kedua waktu ini merupakan masa pembukaan istirahat makan yang cukup panjang. Saat mulut beristirahat, bakteri dan kuman akan melakukan kegiatan metabolisme pada sisa-sisa makanan. Oleh karena itu, sebaiknya setelah sarapan dan sebelum tidur, biasakan untuk membersihkan gigi, agar terhindar dari munculnya plak dan lubang pada gigi.

3. Menghindari Makan-Makanan Yang Panas, Dingin, Terlalu Manis

Hindari pengeroposan gigi akibat mengonsumsi makanan yang panas, dingin, atau terlalu manis. Seperti bahan padat lainnya, panas dan dingin dapat menyebabkan bahan padat menjadi rapuh. Demikian halnya dengan gigi. Oleh karena itu, tunggu hingga suhu makanan dan minuman bersahabat dengan gigi.
Makanan yang terlalu manis dapat meninggalkan lapisan gula pada gigi yang menjadi sarang kuman dan bakteri. Bila terpaksa mengonsumsi gula, segera bersihkan gigi setelahnya.

4. Rajin Mengonsumsi Makanan Yang Sehat

Konsumsi makanan yang sehat membantu tubuh memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Kesehatan gigi akan semakin baik bila ditunjang oleh kecukupan vitamin dan mineral ini.
Cara mengonsumsi makanan juga patut menjadi perhatian. Bila mengonsumsi minuman manis, sebaik mungkin hindarkan interaksinya dengan gigi. Penggunaan sedotan akan membantu mengantarkan makanan langsung ke tenggorokan tanpa berinteraksi dengan gigi.

5. Menggunakan Pasta Gigi Yang Baik

Pasta gigi yang mahal belum tentu baik. Pilihlah pasta gigi yang telah diberi fluoride untuk membantu merawat enamel gigi. Untuk pasta gigi anak, carilah yang tidak diberikan tambahan gula. Perlu diketahui, pasta gigi anak biasanya diberi tambahan gula agar rasanya manis dan anak-anak suka. Padahal, sisa gula dapat merusak gigi. Bila perlu, gunakan pasta gigi dewasa, tetapi dalam jumlah sangat sedikit.

Gigi adalah komponen penting dalam metabolisme tubuh manusia. Kesehatan gigi perlu dijaga agar dapat berfungsi dengan baik hingga waktu yang sangat lama. Rajin melakukan pemeriksaan rutin sangat membantu pasien menjaga kesehatan giginya. Selain itu, rajin berkunjung ke website kesehatan dapat memerkaya wawasan pasien.

Referensi:
https://www.alodokter.com/sakit-gigi-berlubang-ini-penanganannya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel