Bilamanakah Sakit Kepala Perlu Diperiksa Dokter?

Sakit kepala seringkali merupakan keluhan banyak orang, dengan berbagai penyebab. Tak jarang, banyaknya tumpukan pekerjaan sudah bisa membuat seseorang sakit. Namun keluhan ini juga bisa menjadi gejala suatu penyakit yang memerlukan penanganan serius dari pihak medis. Kapan sakit pada kepala perlu diperiksakan ke dokter? Bagaimana menangani keluhan yang tidak kunjung sembuh? Yuk, baca artikel ini.

Sakit Kepala

Sakit pada kepala bisa terasa di berbagai bagian kepala. Umumnya, keluhan ini dapat menghilang tanpa memerlukan obat, bila penderita beristirahat. Pada kondisi yang lebih parah, rasa sakit pada kepala dapat menghilang setelah penderita mengonsumsi obat penghilang nyeri. Namun, bila rasa sakit masih terus berlangsung setelah beristirahat dan minum obat, serta terjadi dalam waktu yang cukup panjang, atau bahkan disertai gejala-gejala lain yang mencurigakan, penderita sebaiknya waspada.

Sakit Kepala
sumber gambar: pixabay.com
Berikut ini tanda-tanda yang patut diwaspadai.

  1. Sakit pada kepala yang munculnya tiba-tiba dan terasa sangat berat.
  2. Sakit pada kepala yang menyebabkan kehilangan keseimbangan atau menjadi sulit mengoordinasikan gerakan tubuh.
  3. Sakit pada kepala yang intensitasnya sering. Frekuensi lebih dari dua kali dalam satu minggu dapat disebut sering.
  4. Sakit pada kepala disertai hilang kesadaran (pingsan), kebingungan, pusing, mual, muntah, leher kaku, dan demam.
  5. Sakit pada kepala yang disertai nyeri pada dada, detak jantung yang tidak beraturan, atau kesulitan bernapas.
  6. Sakit pada kepala yang muncul ketika batuk atau saat tubuh dalam posisi tertentu, misalnya saat duduk.
  7. Sakit pada kepala yang disertai kejang.
  8. Sakit pada kepala yang diderita oleh orang berusia di atas 50 tahun.
  9. Sakit pada kepala yang disertai kesulitan mengontrol anggota tubuh, misalnya menjadi tidak bisa berbicara dengan lancar, lumpuh, atau salah satu sisi anggota tubuh tidak bisa digerakkan.
  10. Sakit pada kepala yang menyebabkan penderita harus mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang, tetapi gejala tetap muncul.
  11. Sakit pada kepala setelah terjadi cedera kepala.
  12. Sakit pada kepala yang disertai munculnya warna kemerahan pada mata dan gangguan penglihatan.
  13. Sakit pada kepala yang berlangsung terus-menerus dan semakin parah dalam waktu 24 jam.
  14. Sakit pada kepala yang disertai penurunan berat badan.
  15. Sakit pada kepala yang terasa sangat mengganggu aktivitas harian.
  16. Sakit pada kepala yang dialami oleh penderita penyakit khusus, misalnya pengidap HIV/AIDS dan kanker.

Gejala-gejala di atas dapat menjadi indikasi berbagai penyakit lain. Pemeriksaan intensif oleh dokter diharapkan akan dapat menunjukkan penyebab spesifik dari sakit yang diderita dan/atau jenis penyakit lain yang mungkin dialami.

Dokter Apa Yang Sesuai Memeriksa Sakit Kepala Yang Berlebihan?

Pada kondisi yang parah, pasien kemungkinan akan diarahkan untuk menemui dokter saraf. Dalam konsultasi, dokter dapat menelusuri riwayat kesehatan, keluhan yang dialami, dan gejala lain yang menyertai serangan. Selain itu dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik. Pasien sebaiknya menjelaskan secara detil jenis rasa sakit kepala yang dirasakan dan hal-hal lain, misalnya kapan sakit muncul, intensitasnya, tingkat keparahannya, berapa lama menyerang, atau gejala dan keluhan lain yang menyertai serangan.

Pemeriksaan yang dilakukan dokter melipuati pemeriksaan saraf. Pemeriksaan ini terdiri atas pemeriksaan saraf sensorik, yang berguna untuk menilai kepekaan tubuh terhadap rangsangan seperti rasa nyeri atau sentuhan, memeriksa refleks saraf, pendengaran, penglihatan, dan kekuatan gerak tubuh. Bisa jadi pasien akan diminta memegang sesuatu dengan satu sisi tangan untuk mengetahui apakah salah satu sisi tubuh melemah.

Bila diperlukan, dokter merekomendasikan CT scan, MRI, dan/atau PET scan pada kepala. Selain itu mungkin juga diperlukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG), yaitu pemeriksaan cairan otak. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk menemukan penyebab sakit pada kepala yang dialami penderita.

Pertolongan Pasien

Penderita sakit kepala sebaiknya tidak dibiarkan berjalan atau berkendara sendiri, sebab  saat serangan terjadi dan semakin parah, penderita bisa saja pingsan yang dapat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain sesama pengguna lalu lintas. Sebagai pertolongan pertama, obat penghilang rasa nyeri dapat diberikan dengan dosis yang wajar. Biarkan penderita beristirahat selama setidaknya satu jam untuk menunggu obat bereaksi pada dirinya. Tergesa-gesa menambahkan dosis obat dapat mengakibatkan overdosis yang bisa berakibat fatal.

Ketika sakit pada kepala tidak juga mereda dalam waktu 24 jam, segera bawa penderita ke rumah sakit atau dokter saraf untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Ikuti saran dokter dan pastikan penderita bisa beristirahat dengan baik setelahnya.

Penanganan Pasien

Setelah mengetahui penyebab sakit kepala yang diderita, berikan penanganan yang tepat sesuai petunjuk dokter. Misalnya bila sakit timbul karena radiasi dari layar monitor komputer sehingga mengganggu penglihatan penderita, untuk sementara waktu minta penderita beristirahat dari bekerja dengan komputernya. Bila rasa sakit sudah mereda dan berniat kembali bekerja, ganti monitor komputer dengan jenis monitor yang lebih ramah mata dan memiliki penyaring radiasi yang baik.

Setiap jenis sakit pada kepala mungkin akan memerlukan penanganan yang berbeda. Ikuti petunjuk dokter dan rutin meminum obat yang diresepkan. Setelah beberapa waktu, evaluasi hasil pengobatan dan bila perlu temui kembali dokter untuk berkonsultasi.

Sakit Kepala
sumber gambar: pixabay.com

Pencegahan 

Pencegahan derita sakit kepala pada orang yang masih sehat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini sebagian di antaranya:
  1. Mengkonsumsi makanan yang sehat. Makanan yang sehat akan memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Selain itu, makanan sehat menunjang kesehatan tubuh, sehingga daya tahan tubuh tetap baik dan tidak mudah terserang berbagai penyakit.
  2. Beristirahat dengan cukup. Idealnya, seorang manusia dewasa beristirahat 8 jam setiap hari. Akan lebih baik bila istirahat ini dimaksimalkan sebagai tidur yang berkualitas. Menggunakan waktu istirahat untuk terus bekerja dapat menyebabkan tubuh kelelahan dan pada akhirnya merusak daya tahan tubuh.
  3. Bekerja dan beristirahat sesuai kondisi tubuh. Sebagian orang mampu terus-menerus bekerja selama 8 jam, tetapi yang lain mungkin membutuhkan istirahat setiap 2 jam. ikuti ritme tubuh agar tetap produktif dan sehat.
  4. Menghindari radiasi komputer berlebih. Pasang screen anti radiasi pada layar komputer. Hindari melihat layar yang terlalu terang atau terlalu redup. Hindari pula bekerja dengan komputer di tempat yang penerangannya kurang. 
  5. Menghindari kondisi cuaca yang ekstrem. Cuaca yang berubah secara ekstrem seringkali menyebabkan daya tahan tubuh jatuh. Hindari kondisi tersebut dengan penyesuaian pola kerja dan aktivitas. 
  6. Mengenali berbagai alergi yang diderita dan berusaha menghindarinya.
  7. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi kafein secara bertahap.
  8. Tidak mudah mengonsumsi obat tanpa petunjuk dokter.

Sakit kepala dapat diderita oleh semua orang dengan berbagai penyebab. Oleh karena itu, penanganan sakit pada kepala orang satu akan berbeda dengan yang lain. Kenali pola tubuh dan jaga kesehatan dengan berbagai usaha. Pemeriksaan kesehatan rutin dan rajin mencari informasi dari website kesehatan juga akan sangat membantu menghindari terserang sakit pada kepala.

Referensi:
https://www.alodokter.com/tanda-tanda-sakit-kepala-perlu-diperiksakan-ke-dokter-saraf

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel