Kenali Lebih Jauh Tentang Penyakit Diabetes Melitus

Diabetes melitus, dikenal juga dengan penyakit kencing manis atau penyakit gula, adalah penyakit autoimun yang kronis akibat adanya gangguan pengaturan gula dalam darah. Ada 3 hal yang menyebabkan pengaturan gula dalam darah terganggu, seperti adanya pengaruh hormon lain yang menghambat kerja insulin, pankreas kurang memproduksi insulin, dan tubuh kurang respons terhadap insulin.

Jika seseorang mengetahui dirinya menderita diabetes, alangkah baiknya memeriksakan diri ke dokter untuk segera mendapatkan penanganan terbaik. Jika dibiarkan, penyakit ini akan menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Jenis Diabetes Melitus

Penyakit diabetes melitus dapat dibagi menjadi 6 jenis, yaitu prediabetes, diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional, diabetes labil, dan diabetes insipidus.

1. Prediabetes

Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula dalam darah melebihi batas normal, tetapi belum sampai pada tahap penyakit diabetes dan masih dapat disembuhkan. Meskipun demikian, penderita harus tetap waspada karena kondisi ini dapat menjadi peringatan beresiko untuk menderita diabetes.

Biasanya pada kondisi ini, dokter hanya meminta penderita untuk mengubah pola hidupnya dengan mengatur pola makan yang lebih sehat, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok, menghindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak, serta rajin berolahraga.

2. Diabetes Tipe 1

Diabates tipe 1 dapat menyerang siapa saja, tanpa mengenal jenis kelamin dan usia. Pada kondisi ini, penderita sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin akibat sistem imun yang merusak sel beta penghasil insulin di pankreas. Maka dari itu, kadar gula dalam darah penderita diabetes tipe 1 selalu tinggi.

3. Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih banyak menyerang lansia dan orang dewasa karena gaya hidup. Pada kondisi ini, penderita masih menghasilkan hormon insulin, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk mengolah gula darah menjadi energi.

4. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional sering dialami oleh ibu hamil meskipun tidak memiliki riwayat diabetes. Diabetes jenis ini terjadi selama masa kehamilan akibat plasenta terus-menerus menghasilkan hormon khusus yang menghambat kinerja insulin.
Meskipun diabetes ini tidak memunculkan gejala dan dapat kembali normal setelah melahirkan, para ibu hamil haruslah waspada karena dapat meningkatkan resiko preeklamsia dan bayi cacat atau mengalami gangguan pernapasan.

5. Diabetes Labil

Diabetes labil, diabetes rapuh, atau “brittle diabetes” menjadi jenis diabetes yang parah karena kadar gula dalam darah naik dan turun secara tidak menentu dan tidak dapat diprediksi.

6. Diabetes Insipidus

Meskipun bernama diabetes insipidus, jenis penyakit ini tidak ada hubungannya dengan diabetes melitus. Jika diabetes melitus dipengaruhi oleh kinerja kadar gula dan insulin dalam darah, diabetes insipidus dipengaruhi oleh kinerja ginjal dalam mengolah urin. Seseorang yang menderita diabetes insipidus akan terus merasa haus sehingga sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak. 

Gejala Diabetes

Penyakit Diabetes Melitus
sumber gambar: pixabay.com
Secara umum, gejala diabetes ditandai dengan mengalami kelelahan kronis, berat badan menurun drastis, cepat haus, penglihatan mulai kabur, luka sulit sembuh, massa otot berkurang, merasakan lapar yang berlebihan, dan seringnya buang air kecil terutama malam hari.

Selain itu, ada juga beberapa gelaja yang jarang terjadi, seperti adanya bercak hitam di sekitar ketiak, leher, dan selangkangan, mengalami hipoglikemia reaktif, disfungsi ereksi, gatal pada kulit terutama di daerah vagina dan lipatan paha, infeksi jamur atau sariawan, infeksi vagina, kaki terasa sakit dan mati rasa, mual, mudah tersinggung, mulut kering, dan muntah.

Penyebab Diabetes

Penyakit diabetes melitus disebabkan oleh kadar trigliserida dan kolesterol yang tidak normal, kelebihan berat badan, hipertensi, malas melakukan aktivitas fisik, dan memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
Selain itu, beberapa kebiasaan juga dapat menyebabkan diabetes, seperti gemar mengonsumsi camilan, gorengan, minuman bersoda, dan teh manis, menggunakan pil KB, kurang tidur, merokok, dan sering stres.

Diagnosis

Untuk mengetahui seseorang menderita diabetes atau tidak, dokter akan melakukan tes gula darah, seperti tes gula darah puasa untuk mengukur kadar gula dalam darah saat penderita puasa, tes gula darah sewaktu untuk mengukur kadar gula dalam darah pada waktu tertentu secara acak, tes HbA1C untuk mengukur kadar gula dalam darah penderita selama 2-3 bulan ke belakang, dan tes toleransi glukosa.

Komplikasi Yang Dapat Terjadi

Penyakit diabetes melitus tidak boleh disepelekan. Penderita harus memeriksakan diri untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin dan untuk menghindari terjadinya komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Adapun komplikasi yang dapat terjadi adalah demensia (menurunnya kemampuan otak), depresi, disfungsi seksual, gagal ginjal kronis, gangguan pendengaran, gigi, dan mulut, infeksi dan luka yang sulit sembuh terutama di kaki, ketoasidosis diabetik (banyaknya kadar asam darah), neuropati diabetik (kerusakan saraf karena diabetes), rambut rontok, kerusakan kulit dan mata, penyakit jantung, serta stroke.

Pengobatan Dengan Cara

Adapun pengobatan yang dapat dilakukan untuk setiap jenis diabetes adalah sebagai berikut.

1. Prediabetes

Sebagai pengobatan prediabetes, dokter hanya meminta penderita untuk mengubah pola hidupnya dengan mengatur pola makan yang lebih sehat, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok, menghindari makanan tinggi garam, gula, dan lemak, serta rajin berolahraga.

2. Diabetes Tipe 1

Sebagai pengobatan diabetes tipe 1, dokter akan melakukan terapi insulin (insulin dengan aksi cepat, insulin dengan aksi lambat, atau insulin dengan aksi intermediate) atau melakukan operasi transplantasi pankreas sehingga penderita tidak perlu lagi menyuntikkan insulin dan menggantinya dengan mengonsumsi obat imunosupresif secara teratur.

3. Diabetes Tipe 2


Penyakit Diabetes Melitus
sumber gambar: pixabay.com
Sebagai pengobatan diabetes tipe 2, dokter akan meminta penderita untuk mengubah pola hidupnya dengan banyak mengonsumsi makanan tinggi serat, mencegah kaki terluka, menjaga berat badan tetap ideal, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok, menghindari makanan tinggi gula dan lemak, olahraga teratur, dan memeriksakan mata secara rutin.

Selain itu, dokter juga akan memberikan beberapa obat, seperti acarbose, agonis GLP-1, gliptin, penghambat SGLT-2, metformin, nateglinide dan repaglinide, obat anti-hipertensi, pioglitazone, statin, sulfonilurea, serta terapi insulin.
 

4. Diabetes Gestasional

Sebagai pengobatan diabetes gestasional, dokter akan meminta penderita menjalankan diet sehat, mengonsumsi metformin, melakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah secara rutin, dan berolahraga.

5. Diabetes Labil

Sebagai pengobatan diabetes labil, dokter akan melakukan terapi insulin dengan pompa insulin subkutan atau melakukan operasi transplantasi pankreas.

6. Diabetes Insipidus

Sebagai pengobatan diabetes insipidus, dokter akan memberikan obat desmopressin, obat anti-inflamasi nonsteroid, dan thiazide diuretik. Selain itu, dokter juga akan meminta penderita untuk menjaga asupan cairan untuk menghindari dehidrasi.

Makanan Lezat Yang Dapat Dikonsumsi

Penderita diabetes memang harus membatasi, bahkan menghindari, asupan makanan, terutama makanan tinggi gula dan lemak. Meskipun demikian, bukan berarti penderita tidak dapat menikmati makanan lezat.

Adapun makanan lezat yang dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes adalah beri-berian, biji chia, citrus, gandum utuh (barley, beras hitam, beras merah, buckwheat, dan quinoa), ikan, jagung, kacang-kacangan (almond, kacang merah, kacang tanah, kenari, mete, dan pistachio), kayu manis, mi shirataki, sayuran hijau (bayam, bok choi, brokoli, kubis, dan sawi), ubi jalar, dan yoghurt probiotik.

Meskipun penyakit diabetes melitus dapat menyerang siapa saja, bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, seperti bergerak lebih aktif atau berolahraga secara tertaur, menjaga berat badan, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, dan rajin mengecek kadar gula dalam darah.

Referensi:
http://alodokter.com/diabetes
https://alodokter.com/diabetes-gestasional
https://alodokter.com/diabetes-insipidus/pengobatan
https://doktersehat.com/10-kebiasaan-penyebab-diabetes/
https://halodoc.com/kesehatan/diabetes
https://hellosehat.com/penyakit/diabetes-melitus-adalah-kencing-manis/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/jenis-tipe-diabetes-umum.amp/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/komplikasi-diabetes-labil/amp/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/makanan-untuk-penderita-diabetes/
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/sederet-komplikasi-diabetes/
https://tropicanaslim.com/diabetes-itu-apa-sih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel