Pertimbangkan Manfaat dan Risiko Sunat untuk Bayi Laki-laki

Sunat untuk bayi laki-laki sudah dilakukan sejak dulu dan sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat tertentu. Sunat yang dilakukan pada bayi umumnya membutuhkan prosedur yang lebih kompleks. Sebagai orang tua, kita harus bisa mempertimbangkan apakah sunat saat bayi akan memberikan manfaat atau justru memiliki risiko besar untuk kesehatan bayi. 

Sunat atau sirkumsisi merupakan operasi pembuangan kulit penutup ujung penis (kulup). Meskipun ada kaitannya dengan kesehatan, tapi pada dasarnya tindakan sunat didasarkan pada faktor tradisi dan agama. Namun demikian, dari segi medis, sunat juga memiliki manfaat bagi kesehatan bayi, walaupun akhirnya disertai pula risiko yang harus dipahami oleh setiap orang tua.

Sunat untuk Bayi Laki-laki

Manfaat Sunat bagi Kesehatan Bayi

Organisasi dokter anak mengungkapkan bahwa, meskipun sunat memiliki risiko, tapi manfaat yang diberikan justru lebih banyak sehingga bisa dipertimbangkan untuk segera dilakukan. Tapi, dikatakan kembali bahwa sunat bukanlah tindakan wajib secara medis. Berikut ini adalah manfaat sunat untuk bayi laki-laki:

1. Mencegah masalah penis
Pada beberapa kasus, kulup yang belum disunat bisa memberikan masalah pada penis, seperti sulit atau bahkan tidak mungkin bisa ditarik ke atas (phomosis) sehingga bisa menyebabkan peradangan pada kulup.

2. Lebih mudah dibersihkan
Kebersihan penis haruslah dijaga dengan baik agar tidak menimbulkan masalah kesehatan, terutama bagi pria dewasa. Untuk itu, dengan melakukan sunat untuk bayi laki-laki maka penis menjadi lebih mudah untuk dibersihkan, meseki sebenarnya sebelum disunat pun, penis tidak sulit saat dibersihkan.

3. Menurunkan risiko penyakit
Beberapa penyakit yang bisa timbul karena tidak melakukan sunat adalah ISK (Infeksi Saluran kemih), kanker penis dan infeksi menular seksual. Apabila infeksi tidak segera diatasi dan dibiarkan begitu saja, maka bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti masalah ginjal, terutama jika Anda sudah terjangkiti ISK.

Jika infeksi menular seksual terjadi, maka risiko HIV bisa lebih besar. Oleh karena itu, prosedur sunat bisa dilakukan untuk menghindari masalah ini. Namun, meskipun sunat dilakukan, bukan berarti Anda bisa berhubungan seks sembarangan karena ini justru yang akan meningkatkan risiko terkenanya penyakit menular kelamin. Anda tetap harus memperhatikan perilaku seks yang sehat dan aman.

Berbeda lagi dengan kanker penis yang jarang terjadi, namun jika penis tidak disunat, risiko terkena kanker menjadi lebih besar. Bahkan, kemungkinan sang istri terkena kanker serviks menjadi lebih besar karena mereka berhubungan seks dengan penis yang kurang bersih. 

Risiko Sunat pada Bayi Laki-Laki

Sebenarnya, risiko sunat sangatlah kecil dengan tingkat komplikasi sekitar 0,1-35%. Sebagian besar komplikasi melibatkan perdarahan, infeksi dan gagalnya membuang kulup. Infeksi dan perdarahan yang terjadi timbul karena adanya iritasi akibat amonia dalam urin dan gesekan popok. Lantas, apa saja komplikasi sunat untuk bayi laki-laki yang lebih serius?

1. Cedera pada penis
Cedera penis bisa terjadi jika bayi tidak segera disunat, seperti misalnya nekrosis penis, fistula uretral, bahkan amputasi sebagian. Selain itu, peradangan pada meatitis (bukaan penis) dan gangguan berkaitan dengan kemih, seperti meatal stenosisi juga bisa terjadi.

2. Saat dewasa, mengalami nyeri ketika efeksi
Meskipun hal ini jarang terjadi, namun Anda juga perlu mewaspadainya karena cukup mengganggu ketika usia dewasa dan sudah menikah. Rasa nyeri yang muncul dikarenakan terlalu banyak kulit yang dipotong.

3. Risiko masalah kulup lebih besar
Masalah kulup yang bisa terjadi adalah gagal sembuh dengan baik, kulup yang masih menempel pada ujung penis hingga membutuhkan tindakan bedah dan juga pemotongan yang terlalu Panjang ataupun pendek. 

Perhatikan Hal Ini Sebelum Melakukan Sunat

Setelah mengetahui manfaat dan risiko sunat untuk bayi laki-laki, maka Anda harus lebih mempertimbangkan apakah memang anak laki-laki Anda membutuhkan sunat ataupun tidak. Untuk itu, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini agar mendapatkan jawaban yang tepat dari kegundahan tersebut.

1. Carilah seorang professional dan berpengalaman
Pada zaman dulu, sunat masih dilakukan oleh orang non-medis, tapi mereka memiliki kemampuan dan pengalaman untuk menyunat sehingga banyak orang yang percaya. Bahkan, sampai sekarang kondisi ini masih terjadi di sekitar kita. Namun, untuk memberikan perawatan yang lebih baik, Anda bisa mendatangi rumah sakit atau tempat medis lainnya sehingga sunat akan dilakukan oleh dokter bedah ataupun dokter anak yang professional dan pengalaman.

2. Lebih baik dilakukan pada minggu-minggu pertama setelah lahir
Sunat untuk bayi laki-laki biasanya dilakukan pada minggu-minggu pertama kelahiran atau tepatnya antara hari pertama hingga kesepuluh. Bayi akan ditidurkan telentang dan kemudian perawat akan memegang kaki dan tangan bayi agar tidak banyak bergerak. 

3. Pastikan kemungkinan pemberian bius total
Beberapa prosedur sunat hanya memberikan bius local, tapi ada juga yang memberikan bius total. Anda harus memastikan hal ini terlebih dahulu untuk mengurangi rasa nyeri pada bayi. Dokter biasanya juga akan memberikan paracetamol untuk 24 jam setelah sunat selesai dilakukan sebagai Pereda nyeri. 

Perhatikan beberapa hal di atas agar sunat bisa dilakukan dengan aman dan nyaman untuk si jagoan. Meskipun sunat memiliki risiko untuk kesehatan bayi, tapi manfaat sunat untuk bayi laki-laki justru lebih besar. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel