Pahami Gejala Diare ini Supaya Tidak Menjadi Diare Kronis

Meskipun penyakit ini salah satu yang umum dialami oleh orang-orang, tapi ternyata masih banyak yang tidak memahami apa saja gejala diare. Sebagian menyepelekan gejala itu, tidak segera menanganinya hingga menjadi diare kronis yang bahkan bisa mengancam nyawa. Karenanya disini akan dibahas lebih lanjut tentang gejala dari diare dan apa perbedaannya dengan diare kronis. Supaya Anda bisa menyikapinya dengan tepat.

Gejala Diare

Gejala dan Penyebab Diare 

Diare adalah gangguan pada sistem pencernaan hingga membuat penderitanya sering buang air dengan tinja yang encer. Secara umum orang yang mengalami diare akan merasa perutnya kembung, mulas, mual dan bahkan beberapa hingga muntah. Sebagian orang lainnya juga mengalami gejala diare yang lain seperti tinja yang berlendir atau bahkan berdarah, demam, sakit kepala dan penurunan berat badan. 

Selain mengalami gejala-gejala tersebut, penderita juga akan mengalami dehidrasi. Dimana mulutnya menjadi kering, urine menjadi lebih gelap, lemas, sangat haus dan pusing. Pada anak-anak atau bayi, hal ini akan terlihat dari berkurangnya air mata ketika menangis, mata dan pipi yang terlihat cekung, tidak mengeluarkan urine dan terus menerus rewel. 

Perbedaan Gejala dengan Diare Kronis 

Secara umum, gejala diare kronis tidak berbeda jauh dengan diare biasa. Selain beberapa gejala yang sudah dipaparkan di atas, penderita juga biasanya akan tampak pucat dan berkeringat di malam hari. Selain itu yang sangat membedakan antara keduanya adalah jangka waktu gangguan diare berlangsung. Karena untuk diare kronis, bisa berlangsung hingga lebih dari 2 minggu, berbeda dengan diare biasa yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja. 

Penyebab dari Penyakit Diare 

Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena dengan memahami penyebabnya, bisa diupayakan pencegahan supaya tidak mudah terjangkit penyakit ini. secara umum diare disebabkan oleh infeksi virus pada bagian usus besar, seperti rotavirus, norwalk, cytomegalovirus dan virus hepatitis. Selain itu, diare juga bisa disebabkan beberapa hal berikut.

  • Alergi makanan
  • Mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan
  • Intoleransi pada laktosa atau fruktosa 
  • Efek samping obat
  • Infeksi parasit seperti Giardia 
  • Infeksi bakteri seperti Campylobacter, Escherichia coli, Salmonella, Shigella, dan lainnya 


Sedangkan untuk gejala diare kronis, beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain Irritable bowel syndrome, penyakit celiac atau radang pada saluran pencernaan. Karenanya pada proses diagnosis diare kronis juga dilakukan beberapa tes tambahan seperti tes darah, tes tinja, biopsi, endoskopi dan pemindaian seperti CT scan, MRI atau Rontgen. 

Pengobatan Penyakit Diare 

Bagi Anda yang ingin melakukan pengobatan diare secara mandiri, bisa mencoba beberapa cara seperti berikut ini:

1. Lebih banyak minum 
Hal ini sangat penting dalam proses pengobatan diare karena dengan banyak minum akan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang bersama tinja. Selain hal itu juga mencegah dehidrasi yang terlalu parah pada penderita. Selain air putih, penderita juga bisa mengonsumsi jus atau kaldu, dan oralit untuk anak-anak. Sedangkan bayi lebih banyak diberi asupan ASI. 

2. Pengaturan Konsumsi Makanan 
Ketika mengalami gejala diare, sangat disarankan untuk penderita lebih banyak mengonsumsi makanan yang lunak. Makanan yang banyak mengandung lemak, serat atau bumbu lebih baik dihindari untuk sementara. Makanan padat bisa mulai dikonsumsi jika kondisi usus sudah lebih membaik. 

Jika Anda sudah mencoba cara-cara tersebut namun kondisinya masih belum membaik, maka disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Dokter akan memberikan obat-obatan tertentu untuk membantu Anda mengatasinya, berikut dengan antibiotik untuk jenis diare yang dikarenakan infeksi bakteri. Beberapa dokter juga meresepkan obat seperti loperamide untuk membantu melancarkan kinerja usus sehingga meringankan diare. 

Selain itu dokter juga bisa meresepkan jenis obat yang membantu untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol. Kecuali untuk diare yang sudah berlangsung cukup lama, biasanya dokter akan menganalisanya lebih lanjut baru kemudian memutuskan penanganan. 

Pencegahan Penyakit Diare 

Sebagaimana telah dipaparkan di atas bahwa gangguan diare dipengaruhi secara langsung dengan aktivitas konsumsi. Karenanya cara yang paling efektif untuk mencegah gejala diare adalah dengan membiasakan hidup bersih terutama ketika mengonsumsi makanan dan minuman. Karena dengan begitu akan meminimalisir virus atau bakteri masuk ke dalam sistem pencernaan dan menyebabkan diare. Selain juga menghindari makanan yang kurang matang, karena bisa mengandung banyak bakteri. 

Usahakan juga mengonsumsi air yang matang karena potensi bakteri masih hidup lebih kecil. Sebelum makan juga dibiasakan untuk mencuci tangan, termasuk juga setelah makan. Apalagi jika sehabis dari toilet, batuk, bersin atau menyentuh benda yang kotor. Jangan lupa untuk menggunakan sabun dan bilas dengan air hingga bersih supaya tangan terhindar dari bakteri atau virus. Dengan menjaga gaya hidup sehat, gejala diare pun bisa dicegah.

Sumber : https://www.jalansehat.info/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel