Mengenal Penyakit Sel Sabit, Penyakit Langka yang Susah Disembuhkan

Bagi anda yang belum mengenal penyakit sel sabit. Wajib membaca pembahasan berikut ini. Menambah wawasan anda dengan mengenal salah satu penyakit langka ini diharapkan membuat anda bersyukur dan selalu menjaga kesehatan anda. Penyakit sel sabit ini termasuk penyakit yang langka. Cukup jarang ditemukan penderita penyakit sel sabit ini. Hanya ditemukan kurang dari 150 kasus penyakit sel sabit di Indonesia setiap tahunnya. 

Sebenarnya apa itu penyakit sel sabit itu? Mungkin banyak dari pembaca yang masih belum mengenal penyakit sel sabit. Penyakit sel sabit adalah salah satu penyakit langka, sehingga tidak cukup dikenal oleh masyarakat. Mungkin hanya sebagian kecil masyarakat yang mengetahui penyakit ini. Penyakit ini berhubungan dengan sel darah manusia. Dimana sel darah merah penderita mengalami kelainan dan  mengganggu kinerja sel darah merah. Lebih jelasnya mari disimak penjelasan di bawah ini.  

mengenal penyakit sel sabit
Foleon.com

Apa itu Penyakit Sel Sabit?


Mengenal penyakit sel sabit dimulai dari istilah lain dari penyakit ini. Penyakit sel sabit mempunyai istilah lain, yaitu sickle cell disease atau biasa disingkat SCD. SCD termasuk penyakit yang diturunkan. Faktor utama dari penyakit sel sabit ini berasal dari gen yang diturunkan orang tua kepada anaknya atau keturunannya. Penyakit sel sabit ditandai dengan adanya kelainan pada sel darah merah. Berbeda dengan orang sehat, penderita SCD memiliki hemoglobin abnormal.  

Hemoglobin dalam sel darah merah sangat berguna bagi tubuh, karena merupakan protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Pada kasus penderita SCD, tidak memiliki hemoglobin normal melainkan memiliki hemoglobin S atau sering disebut juga hemoglobin sabit. Hemoglobin abnormal ini pasti diturunkan oleh keturunannya. Apabila penderita SCD bertemu dengan pemilik heomglobin S lainnya, maka keturunannya akan memiliki hemoglobin SS.

Hemoglobin SS akan menderita penyakit anemia sel sabit. Jenis penyakit ini termasuk penyakit SCD yang yang paling berat dan jga paling umum diderita. Sebenarnya ada beberapa bentu kelainan hemoglobin lainnya seperti hemoglobin SC, hemoglobin Sβ0 thalassemia, hemoglobin Sβ+ thalassemia, hemoglobin SD, dan hemoglobin SE. Beberapa bentuk hemoglobin itu juga berasal dari gen-gen yang berbeda.

Gejala yang Ditimbulkan Penyakit Sel Sabit


Untuk lebih mengenal penyakit sel sabit, selanjutnya anda dapat mengetahui gejala yang akan ditimbulkan dari penyakit sel sabit ini. Bentuk hemoglobin normal dan hemoglobin S sangatlah berbeda. Hemoglobin normal berbentuk kepingan seperti donat yang fleksibel melewati pembuluh darah besar atau kecil untuk membawa oksigen. Namun pada hemoglobin sabit berbentuk sabit dan juga kaku. Bentuk sabit ini membuatnya tidak fleksibel dan bisa menyebabkan penyumbatan. 

Hemoglobin sabit yang kaku dapat menempel pada dinding-dinding pembuluh. Sehingga apabila ada salah satu sel yang menempel, dapat menyebabkan penyumbatan yang dapat memperlambat atau menghentikan aliran darah. Apabila kondidi ini terjadi, maka oksigen tidak akan sampai pada jaringan yang dituju. Akibatnya jaringan yang kekurangan oksigen akan mengalami nyeri yang sangat hebat. Nyeri yang dialami biasanya menyerang secara tiba-tiba, sehingga pederita perlu mendapatkan pengobatan intensif di rumah sakit. 

Jumlah sel darah merah pada penderita SCD lebih rendah daripada jumlah normal. Hal itu disebabkan karena bentuk hemoglobin S yang tidak fleksibel sehingga dapat meledak. Siklus hidup sel sabit hanya sekitar 10 hingga 20 hari saja. Meskipun sel-sel darah merah selalu membuat sel darah merah baru. Namun tidak dapat mengimbangi produksi karena cepatnya sel darah merah yang hancur. Akibatnya penderita SCD mengalami kondisi anemia.

Pengobatan Penyakit Sel Sabit


Mengenal penyakit sel sabit, biasanya penderita SCD memerlukan pengobatan seumur hidup. Penanganan pada penderita SCD hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah munculnya komplikasi. Tingkat keparahan masing-masing penderita berbeda sehingga usia harapan hidupnya juga cukup beragam. Bergantung pada tindakan penanganan yang dilakukan dan usaha penderita dalam melawan penyakitnya. Saat ini hanya ada satu pengobatan SCD yang dapat dilakukan yaitu transplantasi sumsum tulang belakang.

Transplantasi sumsum tulang belakang menjadi satun-satunya metode untuk menyembuhkan SCD secara total. Metode ini dilakukan dengan mengganti sumsum tulang belakang penderita dengan sumsum tulang yang baru. Sumsum tulang belakang yang baru dapat menghasikan sel darah merah yang sehat. Namun cara ini cukup beresiko karena biasanya tubuh akan memberikan perlawanan dan menyerang sela lain. Sehingga hanya pada penderita usia di bawah 16 tahun yag dapat melakukannya. 

Melakukan transplantasi sumsum tulang belakang memang cukup beresiko bagi penderita yang sudah lanjut usia. Sehingga tahap pengobatannya hanya dapat mengurangi gejala dan memperpanjang usia hidup penderita SCD. Diagnosis dini penyakit SCD juga dapat mencegah komplikasi yang lebih parah sehigga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Demikian pembahasan tentang mengenal penyakit sel sabit, semoga bermanfaat untuk anda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel