Dasar-dasar Pertolongan Pertama

Tujuan pertolongan pertama adalah menyelamatkan jiwa, mencegah semakin parahnya cedera atau penyakit, atau membantu mempercepat pemulihan.


Isi Kotak P3K yang penting


Walaupun P3K merupakan singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, namun apa yang ada dalam Kotak P3K juga berguna untuk Pertolongan Pertama Pada Kegawatan atau Kedaruratan akibat Penyakit.

Kotak obat atau kotak P3K harus disimpan dengan baik dan harus diperiksa ulang isinya setiap 3 hingga 6 bulan, atau segera setelah penggunaan. Agar isi dari kotak tersebut selalu lengkap dan tidak ada yang kadaluarsa. Obat-obatan dasar berikut berguna untuk dimiliki:

  • Activated Charcoal atau Tablet Arang aktif
  • Plester kertas
  • Tablet Antihistamin untuk kondisi reaksi alergi
  • Salep antibiotik (seperti bacitracin atau neomycin)
  • Larutan antiseptik atau tisu alkohol
  • Tablet Parasetamol/Asetaminofen atau Tablet Ibuprofen
  • Perban dalam berbagai ukuran dan bentuk
  • Tablet Aspirin, 325 mg, dengan salut nonenterik, harus dikunyah jika ada gejala serangan jantung
  • Kompres dingin instan (Cold Pack) atau kantong yang bisa diisi es
  • Perban Elastik untuk kompresi/menekan untuk keseleo atau terkilir
  • Kapas bola dan cotton-bud
  • Cairan pencuci mata (steril)
  • Manual P3K
  • Pembalut kasa dengan berbagai ukuran untuk menghentikan pendarahan dan menutupi luka
  • Sarung tangan karet
  • Krim hidrokortison untuk sengatan/gigitan serangga dan gatal, ruam-ruam merah di kulit
  • Gunting kuku
  • Senter dengan baterai ekstra
  • Vaselin (petroleum jelly)
  • Kantong plastik untuk membuang bahan yang mungkin sudah terkontaminasi
  • Peniti dengan berbagai ukuran
  • Gunting
  • Sabun cair
  • Termometer
  • Pinset
  • Kompres hangat instan (Warm pack)

Selanjutnya yang dapat diberikan oleh penolong nonprofessional yang terlatih dan sesuai untuk beberapa peralatan P3K tertentu, misalnya:

  • Suntikan epinefrin untuk reaksi alergi yang mengancam jiwa (reaksi anafilaksis)
  • Semprotan hidung atau injeksi Naloxone untuk overdosis obat golongan opioid (mis. Heroin, fentanyl).

Selain itu, siapkan yang berikut ini:

  • Nomor telepon dan informasi kontak untuk dokter keluarga Anda dan / atau dokter anak, layanan darurat rumah sakit terdekat.
  • Daftar obat-obatan (baik yang diresepkan maupun yang dijual bebas) yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga
  • Formulir riwayat medis untuk setiap anggota keluarga

Perlu juga mempersiapkan anak-anak untuk keadaan darurat medis dengan cara yang sesuai dengan usianya dan tahu kapan harus menelepon layanan 118.


Prioritas Pertolongan Pertama untuk kondisi  Darurat


Prioritas utama adalah menyelamatkan nyawa. Seseorang yang tidak sadar dan tidak merespon jika dipanggil/diguncang badannya mungkin sedang menghadapi kematian, dan sang penolong harus menilai situasi dan memulai pertolongan sesuai kebutuhan untuk mempertahankan 3 hal (ABC):

  • (A) Airway atau jalan napas orang itu, 
  • (B) Breathing atau pernapasannya, dan 
  • (C) Circulation atau sirkulasi darah orang tersebut. 


Dasar-dasar Pertolongan Pertama
ABC Resusitasi Jantung Paru
Masalah di salah satu hal ini akan berakibat fatal jika tidak segera diperbaiki. Airway atau Jalan nafas, yang merupakan jalan masuknya udara ke paru-paru, dapat tersumbat (misalnya, dengan tersedak makanan atau kemasukan kedalam saluran nafasnya sepotong makanan). Banyak juga gangguan pernapasan lain, seperti emfisema dan asma, yang dapat membuat kesulitan bernafas. Sirkulasi darah, yang tergantung pada kemampuan pompa dan denyutan otot jantung, dan dapat berhenti selama kondisi henti jantung, yang dalam hal ini diperlukan resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Prioritas selanjutnya adalah mendapatkan bantuan medis dengan memanggil bantuan darurat medis, kecuali ketika orang mengalami:

  • Gagal jantung
  • Tersedak

Ketika jantung seseorang berhenti atau seseorang tersedak, perawatan harus dimulai sebelum memanggil bantuan. Di Indonesia, bantuan darurat medis dapat diakses dengan menelepon 118. Penelepon harus memberikan keterangan lengkap tentang kondisi orang tersebut dan bagaimana cedera atau penyakit berkembang. Penelepon tidak boleh menutup telepon sampai disuruh melakukannya. Jika beberapa orang awam (penolong) hadir, seseorang harus meminta bantuan sementara yang lain memulai penilaian dan pertolongan pertama.

Sebelum meminta bantuan medis, penyelamat harus menyediakan:

  • Resusitasi jantung paru (RJP)
  • Manuver/Hentakan untuk membebaskan tersedak (misalnya, hentakan di perut, yang disebut Heimlich Manuver)

Jika banyak orang yang terluka, orang yang paling parah harus dirawat terlebih dahulu. Penilaian harus memakan waktu kurang dari 1 menit per orang yang terluka. Dalam setiap kasus, penyelamat harus mempertimbangkan apakah situasinya benar:

  1. Mengancam jiwa (Emergency),
  2. atau Mendesak tapi tidak mengancam jiwa (Urgency),
  3. atau memang kondisinya Tidak mendesak (No-Urgency)

Menentukan siapa yang paling membutuhkan pertolongan mungkin sulit, karena biasanya orang yang berteriak kesakitan mungkin hanya cedera yang ringan dibanding orang yang tidak bisa bernapas atau yang sedang koma, sehingga kelihatan diam saja. Orang yang sulit bernafas atau orang dengan pendarahan yang hebat merupakan orang dengan kondisi yang terancam jiwanya, tetapi orang dengan tangan atau kaki yang patah hampir selalu bisa menunggu perawatan, tidak peduli seberapa menyakitkan.

Ketika ada banyak orang dengan cedera serius dan sumber daya terbatas, penolong mungkin perlu memilih memberikan perawatan hanya kepada orang-orang yang dipercaya oleh penolong memiliki peluang lebih baik untuk bertahan hidup.

Ketika orang yang terluka tidak dapat menyampaikan informasi medis karena mereka bingung atau tidak sadar atau karena parahnya kondisi mereka, informasi tersebut harus diperoleh dengan cara lain. Misalnya, jika orang yang tidak sadar ditemukan di dekat sebotol pil kosong, botol itu harus diberikan kepada petugas medis darurat. Deskripsi tentang bagaimana seseorang menjadi terluka dan informasi lain dari para saksi, anggota keluarga, atau dari penolong bisa sangat penting untuk perawatan orang tersebut. Setelah langkah-langkah ini diambil, kepastian dan tindakan sederhana, seperti membungkus dengan selimut dan menjaga orang itu tetap tenang dan hangat, dapat memberikan kenyamanan.

Penyakit serius, seperti infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan hepatitis B dan hepatitis C, dapat ditularkan melalui darah. Tim penolong harus menghindari kontak dengan darah dari luka. Sarung tangan karet dapat memberikan perlindungan yang baik bagi penolong. Jika sarung tangan tidak tersedia, kantong plastik juga bisa digunakan. Misalnya, penolong dapat membungkus tangan mereka di dalam kantong plastik atau apapun yang kedap air.

Jika terkontaminasi dengan darah, tangan — termasuk area di pinggir dan ujung kuku — harus dicuci bersih dengan sabun dan air atau larutan pemutih encer (sekitar 1 sendok makan pemutih per liter air, atau sekitar 15 mililiter pemutih per liter air) secepatnya. Jika tidak ada yang tersedia, pembersih tangan yang mengandung alkohol juga dapat digunakan.

Kontak dengan air liur dan urin juga harus dihindari, walaupun cairan ini jauh lebih kecil kemungkinannya menyebabkan penularan penyakit dibandingkan dengan kontak dengan darah.



Sumber:

https://www.merckmanuals.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel